1. Sholat lahiriah
Wujud dari Sholat lahiriah adalah sholat yang sudah ditentukan cara dan waktunya menurut tuntunan junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W dengan tata cara yang telah diatur dan dengan menghadap pada kiblat sesuai dengan tempat masing-masing. Dalam tata cara peribadatan ini ada berbagai tuntunan sesuai dengan hadits yang diyakini oleh masing-masing. Salah satu aqidah yang mewajibkan kita untuk melakukan sholat adalah pada surat Al'Ankabut : “Inna Sholaata TanHaa 'Anil Fakhsyaai Wal Munkari” artinya : Sesungguhnya sholat itu bisa mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar. Aqidah yang kedua adalah surat Ali Imron ayat 103 : “Wa'tashimuu Bihablillahi Jamiian Walaa Tafarroqquu” artinya : Dan berpeganglah kamu semuanya kepada Tali (Agama) Allah dan janganlah kamu bercerai-berai. Secara lahiriah memang sholat sesuai dengan waktu, tata cara dan gerakannya telah benar telah sah sholat kita, tetapi apakah sholat kita itu sudah diterima oleh Allah S.W.T ?, bagaimana dengan hati dan angan-angan kita?, apakah kita sudah mengingat Allah dalam sholat, sudahkah hati kita menyebut asma' Nya dalam sholat. Untuk menyempurnakan sholat dan meyakinkan bahwa sholat sampai pada tujuannya maka digenapi dengan sholat Rohaniah
2. Sholat Rohaniah
Wujud dari Sholat rohaniah adalah Dzikrullah hati melafalkan Allah .. Allah … Allah, mata hati tertuju pada Allah semata, qiblatnya adalah dzat Allah (baca artikel : ulasan tentang Ilmu Tauhid), dengan kata lain tata cara peribadatan dilakukan secara lahiriah sesuai ajaran syariat ISLAM, sedangkan batiniyahnya dituntut atau diharuskan untuk dapat menghadap atau sambung dengan tali Allah, pada awal do'a iftitah disebutkan “Inni Wahjatuh wajhia lilladzi fatharas samaawati wal ardla” artinya sesungguhnya aku menghadapkan wajah hati ini kepada Dzat yang telah menciptakan tujuh langit dan bumi, aqidah yang lain menyebutkan “Alladina hum allasholatihim da'im muna” artinya : hai orang-orang bersholatlah kamu sampai akhir zaman. Dalam kontak ini sepertinya tidak mungkin kita sholat sampai akhir zaman, karena kita dibatasi oleh usia, tetapi ini tidak berlaku untuk roh kita, karena rohani kita langgeng sampai akhir zaman, maka dari itu rohani kita ini juga harus sholat.bahwa dasar kita beribadah haruslah mengikhlaskan ketaatan pada Allah, maksudnya adalah bahwa kita harus taat pada perintah Allah, hanya sekedar menjalankan perintah dengan ikhlas, tanpa pamrih apapun. karena yang memberatkan kita untuk ikhlas yaitu nafsu ( keinginan baik duniawi maupun ukhrawi ), sehingga kita di tuntut untuk melepaskan nafsu ( keinginan kita ) yang selain Allah, hingga hanya Allah semata tujuan kita. Banyak ayat dalam Al qur’an yang menyebutkan tentang dzikrullah, seperti dzikir pada waktu pagi dan petang, dzikir sebanyak banyaknya, dzikir tauhid adalah dalam keadaan apapun, baik berdiri, duduk atau berbaring dan dimanapun kita berada. Ibadah dzikir tauhid itu juga dituntut agar hati kita ini selalu menghadap Allah, bukan menghadap pada makhluk. Walaupun secara lahiriyah kita sedang melakukan aktivitas kehidupan apa saja ( kerja, bersama keluarga dan sahabat, bermasyarakat, sholat ) tetapi hati kita tetap ingat dan menghadap kepada Allah SWT.Inilah inti dan perbedaan antara Iman dan membawa Iman (baca artikel : Iman VS membawa Iman).